Selasa, 19 Agustus 2014

Perlakuan Petugas JNE yang Tidak Sopan Dengan Saya Sebagai Pengguna Jasanya

Setelah kemarin dikecewakan oleh PT Pos Indonesia - Persero (Baca Disini), sekarang saya harus menelan rasa kecewa dari JNE. Ini saya kurang tau harus cerita dari mana. Awalnya saja saya tidak tau apa-apa. Pokoknya bangun pagi-pagi saya sudah kena sembur ala semprot sama petugas JNE. Perlakuannya kurang banget dah,,, Dan maaf juga, saya gak punya bukti (minimal berupa rekaman percakapan via telpon,karena saya gak pasang aplikasi perekam percakapan telepon di ponsel saya). Kalau bosnya JNE lihat nih postingan saya di blog ini, dan meminta maaf kepada saya, ya syukur-syukur deh. Tapi kalau komplain dan ngancam melaporkan saya karena mencemarkan nama baik (JNE), berarti anda belum siap menjalankan bisnis yang melayani masyarakat. Lebih baik gulung tikar saja.

Ini saya juga sebenarnya bingung mau komplain kemana atas perlakuan JNE yang saya terima ini, karena masyarakat Indonesia juga tau sendiri gimana susahnya menghubungi pihak JNE. Saya pernah kirim email ke JNE. Tapi apa yang saya terima? Ternyata Mailer-Daemon. Alias gak bisa terkirim karena kapasitas email JNE penuh. Wah... kok bisa ya email perusahaan penuh? Emang JNE gak mampu beli hosting dengan kapasitas yang besar? Kalau gak bisa mending pakai Gmail aja, gak usah sok pakai email dari hosting sendiri. Karena kapasitas email Google Super Besar kok.

Awal Kasusnya

Langsung to-the-point aja. Ceritanya saya memang ada beli barang dari toko online. Sebelum lebaran kemarin. Ada banyak yang saya beli dari toko online yang berbeda-beda, saya lupa jumlahnya. Kalau tidak salah ada 5 barang dari 5 toko online yang berbeda. Ongkos kirimnya bukan gak mahal. Tiap barang, ongkos kirimnya itu +/- Rp 60.000. Karena ada 5 barang, berarti ongkos kirimnya sekitar Rp 300.000. Sebenarnya hitungan ongkos kirim JNE sistemnya perkilo. Tapi karena dari toko online berbeda, jadi tiap toko online yang berbeda, maka ongkos kirimnya berbeda.

Kekecewaan Pertama: JNE Menitipkan Paket ke Alamat yang Tidak Saya Kenal
Dari kelima barang itu, 4 diantaranya datang bersamaan. Hanya satu yang tertinggal. Dan 4 barang yang datang bersamaan itu, saya tidak pernah serah terima dengan kurir JNE nya. Benar, kurir JNE tidak mengantarkan paket sampai ke alamat saya. Kurir JNE menitipkan paket itu ke alamat yang tidak saya kenal orangnya. Dibilang tetangga saja bukan. Karena jarak rumah saya dengan tempat JNE menitipkan barang sekitar ratusan kilometer (mungkin, karena saya bukan tukang ukur jalan).

Saya bersyukur alamat yang dititipkan JNE itu orangnya jujur dan menghubungi saya. Saya langsung berangkat dengan abang ipar ke alamat yang sudah disebutkan oleh orang yang dititipi oleh kurir JNE. Dan mengambil barang. Orang yang dititipi itu ramah.

Kekecewaan Kedua: Status Delivered Tapi Paket Belum Saya Terima
Ini yang paling bikin kesal. Sudah hampir sebulan paket yang tersisa (paket yang tertinggal tadi) tidak juga saya terima. Entah dititipkan atau gimana. Dan setelah saya cek status di JNE, saya lihat statusnya di website JNE "Delivered" dengan nama penerima D Napit. Padahal saya belum terima. Saya juga tidak kenal dengan orang yang namanya D Napit. Ya kalau saya sih iklas gak iklas gitu. Kalo dikirim syukur, kalo gak dikirim ya sudah lah. Karena paketnya juga senilai Rp 40.000.
Diklik gambarnya, biar membesar (Zoom)

Kekecewaan Ketiga: Petugas JNE Menghubungi Saya Sambil Marah-marah
Sejak hampir sebulan paket tidak kunjung tiba, saya pun sudah berada di luar kota (di Medan tepatnya). Pada tanggal 20 Agustus 2014, sekitar pukul 10 saya dihubungi pihak JNE. 11 kali petugas itu mencoba menelpon ponsel saya. Saya lihat di histori panggilan telpon saya, tercatat ada "11 panggilan tak terjawab dan 1 SMS", bahwa petugas JNE mencoba menghubungi saya. Tercatat pula panggilan itu pada pukul setengah 8 pagi, hanya saja tidak terangkat. Saat itu saya sedang tidur karena malamnya bisa dibilang "kerja lembur". Sedangkan SMSnya berisi:


Woy dari saya nelponin kamu Gk ada angkat, kamu mau paket dari JNE apa tidak.

Dari SMS itu saja sudah sangat tidak sopan. Lalu saya balas dengan:

Pagi. Paket apa ya?

Saya jawab seperti itu karena saya juga sedang menunggu paket di Medan. Paket berupa router yang beberapa hari lalu saya kirim ke Jakarta untuk digaransikan, karena router saya rusak dan masih ada sisa masa garansi. Lalu petugas JNE me-reply SMS itu dengan jawaban:

Maka nya kalau kami nlpon di angkat jgan di rizek

Dalam hati saya, Lah...siapa yang reject? Saya cuma tidak mengangkat panggilan telpon karena lagi tidur, saya tidak ada reject atau tekan tombol "akhiri panggilan" di ponsel saya. Selang beberapa menit petugas menghubungi saya kembali melalui voice call (maaf, gak ada rekaman panggilan suara). Percakapannya kurang lebih seperti ini (saya sedikit lupa):

Ponsel berdering, saya angkat.
Saya: Halo... (saya mau bilang: Halo... Selamat pagi)
Belum selesai saya berbicara, petugas JNE sudah memotong ucapan saya sambil mulutnya njeplak marah-marah gak berenti. Gak pake koma gak pake titik.

Petugas JNE (wanita): Bapak ini gimana, tadi saya coba hubungi pakai nomor anak saya. Kalau ditelpon diangkat, jangan di reject... bla... bla... bla... Ini paketnya bagaimana, diambil sendiri ya. Saya juga tidak tau apa isi paketnya ini. tut... tut... tut...

dengan nada marah-marah, lalu panggilan terputus.

Saya terkejut disitu. Saya belum selesai bicara si petugas JNE sudah nyembur memotong perkataan saya. Dan disitu petugasnya marah-marah gak berhenti. Gak pake titik dan koma. Saya aja gak punya kesempatan bicara selain mengucapkan kata "Halo" di awal pembicaraan. Karena selebihnya si petugas JNE yang mendominasi pembicaraan sambil marah-marah. Istilahnya: "Saya bicara pake 1 mulut si petugas JNE pakai 1000 mulut". Setelah selesai bicara petugasnya langsung mematikan voice call tanpa saya sempat berbicara apa-apa.

Dari situ saja sudah menjengkelkan. Saya bukan hanya kecewa dengan paket yang tidak pernah saya terima dari pihak JNE, tetapi juga sangat kecewa dengan cara petugas JNE menghubungi dan berbicara dengan saya.

Kekecewaan Ketiga: Manipulasi Data
Pas saya cek di website JNE, Ternyata JNE Belum atau Tidak Pernah Mengirimkan Paket Saya, Tapi Bisa-bisanya Menuliskan Status "Delivered" di website JNE

Kekecewaan lainnya, ongkos kirim saya yang Rp 300.000 itu seharusnya sudah lebih dari cukup mengantarkan paket ke alamat saya. Meski jauh antara alamat dengan kantor JNE kabupaten setempat, tapi jalanannya semua sudah beraspal. Jadi tidak ada masalah seharusnya. Bahkan nominal Rp 100.000 saja sudah lebih dari cukup untuk biaya BBM dan makan.

Lalu hal lain yang membuat saya bingung, saya tidak tau petugas JNE yang menghubungi saya ini dari petugas JNE yang mana. Apakah Petugas JNE Medan, atau petugas JNE kampung halaman saya (di Rantauprapat, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara). Soalnya petugas yang nelpon saya tidak menyebutkan harus ambil paket dimana. Seperti yang saya sebutkan diatas, selain paket berupa jam tangan yang sampai sekarang belum saya terima (pengiriman/alamat ke Labuhan Batu), saya yang saat ini berada di Medan juga sedang menunggu paket router yang saya garansikan.

Jadi saya tidak tau harus menjemput kemana itu barang. Mau nelpon lagi orang yang tadi marah-marah ke saya? Saya sudah ilfil duluan. Tar kena semprot lagi. Mending ya sudahlah. Kalau boss JNE membaca ini posting dan meminta maaf ya syukur-syukur deh...

Note:
  • Alamat saya I: Desa Sidomulyo, Negeri Lama, Kec. Bilah Hilir, Kab. Labuhan Batu, Sumatera Utara, Indonesia - 21471
  • Alamat JNE Rantauprapat: Jl. WR. Supratman No. 177, Rantauprapat, Labuhan Batu, Sumatera Utara
  • Alamat saya II: Medan Tenggara VII Gg Nasional, Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia - 20228
  • Alamat JNE Medan (Pusat): Jl. Brigjend Katamso No. 523 E Simpang Pelangi 
Saya bingung, JNE mana yang menghubungi saya -_-"

Jumat, 15 Agustus 2014

Menunggu PIN Google Adsense yang Tak Kunjung Datang

Rasanya sudah cukup lama aku nungguin PIN Adsense yang tak kunjung datang. PIN pertama dikirim oleh Google sebelum bulan puasa tahun 2014. Kirim ke Medan (Kota Medan). Tapi setelah ditunggu - tunggu, PIN tak kunjung datang.

PIN Adsense sendiri akan secara otomatis dikirimkan jika saldo atau earning Adsense kita sudah mencapai ambang batas yaitu $10. Setelah penghasilan dari Adsense sudah mencapai 10 dolar, maka kita akan dikirimi semacam kartu pos, atau sebuah surat untuk memverifikasi alamat kita. Kartu Pos ini sendiri akan dikirimkan oleh Pos Indonesia.

Bagian belakang surat/kartu POS dari Google

Bagian depan surat/kartu POS Adsense

Bentuk kartu POS ini sendiri seperti satu lembar surat yang dilipat dua dan disegel atau direkatkan diketiga sisinya. Pada bagian luar surat itu tertulis "Google" dan alamat Google di Mountain View, Canada. Didalamnya, tertulis PIN berupa angka yang harus kita masukan ke akun Adsense kita. Juga berisi langkah - langkah yang harus kita lakukan untuk memasukan PIN itu ke akun Adsense kita.

Tiga minggu berselang PIN Adsense tak juga kunjung datang. Akhirnya minggu ke empat setelah permintaan PIN saya yang pertama, saya request lagi kiriman PIN yang kedua. Bisa dibilang, ini adalah kesempatan kedua saya untuk menerima PIN dari Google Adsense. Karena kita hanya diberi kesempatan sebanyak 3 kali saja untuk meminta PIN.

Namun setelah 3 minggu kembali berselang, PIN Adsense tak juga kunjung datang. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil langsung ke Kantor POS. Sampai sini cerita akan dilanjutkan pada posting saya berjudul: Pelayanan (Pegawai) Kantor POS Besar Medan Buruk! Gak Lagi-lagi deh ke Kantor Pos

Pelayanan (Pegawai) Kantor POS Besar Medan Buruk! Gak Lagi-lagi deh ke Kantor Pos

Kemarin setelah 2 bulan lebih menunggu kedatangan surat dari perusahaan Google Inc untuk verifikasi alamat Adsense namun tak ada satupun pak POS yang mengantarkan surat itu. Suratnya itu sendiri berisi PIN Google Adsense yang biasanya dikirim melalui Pos Indonesia. Untuk lokasi perkotaan (Kota Medan) sendiri, sangat tidak mungkin surat sampai tidak terkirim. Karena banyak teman-teman saya bisa menerima PIN hanya dalam waktu 2-3 minggu saja. Namun entah kenapa untuk PIN yang satu ini bahkan setelah 2 bulan surat berisi PIN adsense masih saja nyangkut di Kantor Pos.
Bagian dalam kantor Pos Medan

Ngadem dulu

Jeprat jepret

Akhirnya minggu ketiga setelah permintaan PIN saya yang kedua, atau tepatnya hampir 2 bulan setelah pertama kali saya dikirimi surat berisi PIN dari Google, saya putuskan untuk mengambil sendiri kedatangan surat Google itu ke Kantor Pos. Kantor Pos pertama yang saya datangi adalah Kantor Pos Medan Denai, karena saya tinggal di kecamatan Medan Denai. Kantor Pos ini bisa dibilang sepi. Namun bukan berarti tidak ada orang yang ke Kantor Pos. Hanya saja orang yang datang ke kantor Pos Medan Denai hanya satu atau dua orang saja. Sampai disana, saya langsung bertanya ke petugas Pos nya. Senyum ramah menyambut saya dan membuat perasaan saya tenang. Namun setelah saya tanyakan surat yang dimaksud, pegawai Pos mengatakan: "Untuk surat hanya ada di Kantor Pos Besar Medan di Lapangan Merdeka".

Siangnya, jam 2 saya berangkat naik angkot ke Lapangan Merdeka. Di Kantor Pos ini memang lebih ramai dari pada di Kantor Pos Medan Denai. Hanya saja, tetap saja terbilang sepi untuk ukuran Kantor Pos Pusat di Medan. 

Sesampainya disana saya tanya ke pegawai Pos, "ada kiriman surat untuk Ryan Friska Arisandhi?" Lalu pegawai Pos Tanya "Ada nomor resinya?". Saya jawab "Tidak diberi resi".

"Kalau tidak ada resi, kita tidak bisa bantu!" jawab pegawai pos wanita itu dengan nada cuek dan jutek. Melihat sikapnya saya tidak lagi berniat meneruskan pembicaraan dan langsung meninggalkan tempat.

Pantas saja sekarang kantor Pos Indonesia selalu sepi. Gimana gak sepi, karena citra-nya diperburuk oleh pegawai-pegawainya yang (maaf) kurang bisa menghargai masyarakat. Bahkan, kurir yang sering mengantar paket ke rumah saya saja jika ditanya-tanya selalu menjawab dengan nada cuek bebek. Berbeda dengan jasa pengiriman lain semisal JNE. Untuk JNE saya bisa acungi jempol. Acungi jempol bukan hanya karena pengiriman yang selalu tepat waktu. Tetapi juga pegawainya yang ramah terhadap masyarakat. Bayangkan saja, saat kurir JNE mengantar barang mereka selalu senyum, bahkan tak ragu mengajak saya bercakap-cakap. Mengobrol dan sedikit candaan tak jarang muncul dari pembicaraan kami. Sampai-sampai setelah pertemuan kedua dengan kurir JNE tersebut, kurir tersebut sudah kenal dengan saya.

Dari percakapan itu saya putuskan untuk "Tidak akan lagi datang ke Kantor Pos Besar Medan apapun alasannya". Dan terimakasih atas pelayanannya yang buruk.

Karena usaha saya meminta surat berisi PIN Adsense tidak membuahkan hasil, saya langsung pulang ke rumah. Besoknya, saya minta kiriman surat atau PIN Adsense yang ketiga. Hanya saja, alamatnya tidak saya tujukan ke Medan, tetapi ke Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir, Labuhan Batu. Sumatera Utara. Selain itu, saya juga verifikasi manual Adsense via scan KTP. Baca kelanjutan ceritanya pada posting berjudul:

Minggu, 27 April 2014

Mengganti Alamat Domain Blog Wordpress Self Hosted ke Domain Lain

Kemarin ceritanya ane mo ganti domain, ane kan punya blog wordpress, hosting di Hawkhost. Tapi nama domainnya aneh gitu. Ya karena blog nya juga belum gede, yaudah ane niatin ganti aja domainnya yang lebih enakan gitu dibaca. Cuman karena postingannya uda banyak, ane jadi malesan re-install blog. Selain harus import sana-sini, juga harus setting sana-sini lagi. Plugin pun harus setting dan install lagi. Kan ribet.

Nah, karena gak mau ribet, ane ganti aja domainnya yang awalnya www.domainlama.com menjadi www.domainbaru.com. Disini, kita tetap pakai instalan wordpress dari domain lama. Mulai dari file-file wordpressnya di file manager, sampe database nya kita pake www.domainlama.com. Jadi kita gak perlu install ulang wordpress lagi. Kan lebih simpel.

Kamis, 03 April 2014

Cara Aman Aktifkan Debug Mode Blog Wordpress Tanpa Notifikasi

Saya punya theme wordpress, premium punya beli di ThemeForest. Tapi kemarin empunya theme ngupdate theme punya dia, karena update, otomatis download ulang dan install ulang dong theme blog ane. Cuman, pas selesai diupload lewat dashboard Wordpress, kok tampilannya kacau. Pengaturannya juga hilang semua. Mending cuma pengaturan hilang, karena tinggal setel ulang aja tampilannya. Setelah selesai kok ada masalah dengan tampilan theme nya. Langsung deh ajuin tiket ke empunya theme.
Cara Aman Aktifkan Debug Mode Blog Wordpress Tanpa Notifikasi

Responnya cukup lama, 2 hari. Tapi gak masalah. Dia minta data login blog Wordpress sama minta tolong diaktifkan debug mode blog Wordpress saya. Oke. gak masalah. Langsung deh aktifkan debug mode Wordpress. Gini caranya:

1. Edit file wp-config.php di File Manager cPanel
2. Cari kode ini (biasanya dibarisan paling bawah dalam file wp-config.php):
define('WP_DEBUG', false);
3. Ubah false menjadi true
4. Simpan
Selesai. Blog Wordpress kalian sekarang sudah masuk ke mode debug. Tandanya kalo blog lagi debug mode, pasti bakal muncul pesan diatas blog kalian yang menandakan blog lagi dalam debug mode. Semua orang termasuk kalian sebagai admin blog dan juga pengunjung pasti bisa ngeliat pesan ini.

Nah, ini dia masalahnya. Kalo kita ngaktifkan debug mode itu pasti ada muncul dibagian atas blog. Bahasa inggris gitu. yang bisa melihat pesan itu bukan cuma admin blog saja, tapi juga pengunjung.

Banyak orang bilang (saya kurang tau detilnya, karena udik banget soal beginian), kalo ngaktifin debug mode Wordpress itu berbahaya banget khususnya kalo blog udah rame-ramenya. Karena pasti ada aja orang jahil yang ngintilin blog kita terus njahilin blog terutama pas muncul pesan bahwasanya blog kita lagi ngaktifin debug mode.

Jadi gimana caranya biar pengunjung blog gak tau kalau kita lagi mengaktifkan debug mode? Agar pengunjung blog tidak tahu kalau kita sedang mengaktifkan debug mode blog Wordpress, tentu dengan cara menyembunyikan pesan debug mode itu

Caranya, dibawah kode:
define('WP_DEBUG', true);
Tambahkan aja kode:
// Enable Debug logging to the /wp-content/debug.log file
define('WP_DEBUG_LOG', true);

// Disable display of errors and warnings 
define('WP_DEBUG_DISPLAY', false);
@ini_set('display_errors',0);

// Use dev versions of core JS and CSS files (only needed if you are modifying these core files)
define('SCRIPT_DEBUG', true);
Jadi hasil akhirnya seperti ini:
 // Enable WP_DEBUG mode
define('WP_DEBUG', true);

// Enable Debug logging to the /wp-content/debug.log file
define('WP_DEBUG_LOG', true);

// Disable display of errors and warnings 
define('WP_DEBUG_DISPLAY', false);
@ini_set('display_errors',0);

// Use dev versions of core JS and CSS files (only needed if you are modifying these core files)
define('SCRIPT_DEBUG', true);
Simpan deh. Selesai
Pesan debug mode di blog sekarang tersembunyi. Jadi orang lain (pengunjung blog) gak tau kalau blog kita lagi debug mode. Otomatis lebih aman.

Tapi ingat, kalau debug mode sudah tidak dibutuhkan, balikin lagi pesan true menjadi false. Jangan sampe lupa.

Selasa, 01 April 2014

Mengatasi Blog Wordpress Multisite (WPMU) Redirect ke Blog Lain Dalam 1 Hosting

Hari ini bikin 1 blog multisite menggunakan WPMU. Sebenarnya gak ada masalah. Tutorialnya juga ada banyak di Google. Cuman pas uda selesai dan akses blognya kok malah di redirect ke blog lain ya? Blog lain ini juga sebenarnya blog ku sendiri, ada di hosting yang sama tapi beda root. Jadi intinya gini:

Di hostingku sendiri ada 2 (sebenernya 3 sih, tapi bilang aja 2) blog yang ku install:
1. www.blog1.com (domain utama host tsb)
2. www.blog2.com (domain yang dibikin multisite (WPMU))

subdomain WPMU :  "nama.blog2.com"

Semua udah sukses. tapi kenapa pas diakses di browser blog jaringannya (nama.blog2.com) selalu redirect ke "www.blog1.com" ya???

Blog ku ini masih satu server, atau satu hosting dengan blog WPMU yang baru ku bikin. entah kenapa bikin kesel. Apa yang salah ya kira2? Ku coba cek file wp-config.php sama .htaccess di file manager gak ada masalah. 

Aku juga uda pasang subdomain wildcard "*". Jadi ada pikiran kesana, tapi kayaknya gak mungkin salah. Karena settingnya gampang banget. Setelah 4 jam mutar otak, kucoba deh cek wildcardnya. Ternyata ada yang salah. Oh iya, setting wildcard itu ada di menu "SubDomain" di cPanel ya.

Setting wildcard yang bener itu begini:
Subdomain : ["*" (tanpa tanda petik)] . [domainanda.com]
Document Root : "public_html/domainanda.com" (tanpa tanda petik)

Screenshotnya seperti ini:
setting yang bener (lihat yang ditebalkan)

Tapi kesalahanku settingnya kubuat kayak gini:
Subdomain : ["*" (tanpa tanda petik)] . [domainanda.com]
Document Root : "public_html/" (tanpa tanda petik) <-- disini letak kesalahannya

Gambarnya seperti ini:
Settingan yang salah (document root salah)

Seharusnya kuisi dengan lokasi root blog WPMU ku. Tapi malah kuisi pake "public_html" ckckk....

Sebenernya aku udah ngalamin ini dua kali. Dulu pernah juga bikin WPMU ngalamin hal yang sama. Tapi lupa, dimana-nya yang salah. Eh... ternyata disitu. Tapi karena uda lama ya lupa juga. Karena gak mau ngalamin hal yang sama sampe dua tiga kali, akhirnya ku posting aja di blog ini biar inget. Hehee...

 Yaudah, itu aja. Moga bermanfaat.

Kamis, 20 Maret 2014

Sukses! Upgrade Akun Adsense Dari Hosted Account ke Akun Normal

Piye kabare? Adsense-nya masih lancar ndak? Banyak orang yang mengeluh betapa garangnya adsense sekarang ini. Salah dikit banned, senggol dikit out. Ya, banyak orang yang memang kesal dengan sikap Adsense belakangan ini yang asal main banned. Meski Adsense sekarang sudah support bahasa Indonesia, sehingga yang bahasa Inggrisnya pas - pasan kayak aku ini bisa main adsense, tapi tetep aja susah banget mempertahankan akun adsense. Sekali banned daftarnya susah banget. Adsense ini aja sebenernya bukan sumber penghasilan utamaku. Gak terlalu fokus di Adsense sih. Jadi kalo kalian nanya penghasilanku dari mana, jawabannya: 秘密 (Read: Hi-mit-su). Cari di kamus Jepang.

Kemarin kebeneran lagi iseng, upgrade akun Adsense. Kirim proposal, dua hari kemudian di terima. Blognya jelas kurahasiakan, blog mana yang dipakai buat upgrade akun Adsense. Kalau namanya rahasia, ya jangan ditanya lagi.

Yang jelas, blog yang kupakai untuk upgrade akun Adsense menggunakan CMS Wordpress. Hostingnya ku pakai Hawkhost server Singapore. Tapi pas ku cek di whois.domaintools.com servernya sudah pindah ke Canada. Top level domain ya jelas ku pakai top level domain. Untuk theme-nya sendiri kubeli dari Ads-id.
Terus gimana cara upgrade-nya? Ini sebenarnya pertanyaan bodoh. Kalau diantara kalian ada yang bertanya di dalam hati tentang pertanyaan ini, Maaf deh, kata "Pertanyaan Bodoh" bukan maksud menyinggung. Cuma, sebelum bertanya ada baiknya berusaha dulu. Cari di Google banyak tuh orang yang sharing cara upgrade akun Adsense dari Hosted Account ke Akun Normal. Cuma ya untuk triknya bagaimana bisa sukses upgrade akun, saya juga gak ngerti. Karena untuk daftar dan Upgrade akun Adsense ini 50:50. 50% untuk keberuntungan, sementarta 50% lainnya karena memang sudah mengetahui benar bagaimana trik agar diterima lamaran Adsense-nya.

Perlu kutegaskan juga disini, blog ini memang tempatku buat curhat sekaligus sharing, tapi bukan asal sharing. Cara aku sharing berbeda dengan kebanyakan blog sharing di internet sana. Kalau blog lain sharing dengan cara disuapin, kalo aku sharing ku suruh makan sendiri (you know what I mean).

Lalu apa saran dariku biar keterima lamaran upgrade Akun Adsense-nya?
  1. Pakai Top Level Domain (.com, .net, .org, .dll)
    Ini jelas. Karena uda aturan main Google baik untuk mendaftar agar menggunakan Top Level Domain saat mendaftar Adsense. Jadi kalau upgrade juga harus pake TLD
  2. Pakai CMS Wordpress.org
    Sebenarnya gak ada aturannya sih harus pakai hosting Google. Tapi dalam kasusku, aku upgrade akun Adsense pakai CMS Wordpress dan pakai shared hosting
  3. Beli Theme Premium
    Banyak theme gratisan di luaran sana. Tapi saranku beli theme premium deh. Oh iya, kalau beli theme premium ku sarankan homepage nya jangan yang kebanyakan gambar sampai - sampai gak ada tulisannya.
  4. Ramuan Khusus
    Tulis dua sampai 3 paragraph yang menjelaskan tentang isi blog kalian. Ramuan khusus ini harus ditampilkan di setiap halaman blog kalian. Baik di postingan, di page, halaman author, attachment, di homepage, pokoknya di semua halaman blog kalian.
  5. Age Domain
    Dalam kasusku, aku pake domain yang umurnya +/- 3 tahun. 1 Tahun nganggur gak kepake, gak kuarahkan ke server manapun, jadi cuman ku parkirkan di registernya aja. Tahun kedua ku arahkan ke blogspot. Ku posting beberapa artikel. Tahun ketiga baru ku isi sama postingan.
  6. Jumlah Postingan
    Kalo blog ku sih, jumlah postingannya saat ku daftarkan untuk upgrade akun Adsense sekitar 800-900 postingan. 800-900 postingan ini ku tulis selama +/- 1 bulan. 1 Harinya ku posting antara 20 - 30 artikel. Kalo ditanya panjang artikel, ya bervariasi sih. Ada yang cuman satu kalimat "hai kawan apa kabar disana, disini ku baik - baik saja". Ada juga yang 300+ kata. Gambarnya 1 aja. Kalo ada beberapa gambar jadikan gallery aja. Intinya, jumlah kata dalam satu postingan itu gak menentukan. Banyak yang bilang sih, postingan yang minim artikel atau kata-kata itu bisa bikin banned akun adsense. Tapi blog ku ini yang artikelnya gak lebih dari 50 kata per postingan malah diterima upgrade. Aneh kan? Jadi, jumlah posting mungkin menentukan, tapi jumlah kata dalam satu posting itu gak menentukan diterima atau enggak upgrade kita. Bahkan gak ada hubungannya dengan alasan kenapa akun adsense kita dibanned.
  7. Bahasa
    Bahasa yang ku pake di blog ini bahasa Indonesia.
  8. Visitor
    Pengunjung harian blogku gak banyak kok. Pas ku buat upgrade akun adsense, visitor gak lebih dari 200uv/day. Paling cuma 150uv/day. Jadi, visitor gak menentukan diterima atau enggak pendaftaran adsense kita, atau upgrade akun adsense kita. Jadi jumlah pengunjung gak menentukan sama sekali.
Note:
  1. Blog yang ku pake buat upgrade akun Adsense ini sebenernya memang blog utama, tapi bukan ku khususkan untuk dipake buat Adsense atau memang sengaja ku build untuk meng-upgrade Akun Adsense-ku, tapi untuk bisnis yang lain. 
  2. Pengalamanku yang tertulis di postingan ini hanyalah keisengan semata. Jika ada diantara kalian yang mengalami nasib berbeda dengan nasibku, itu merupakan ketidaksengajaan. Karena keberuntungan yang nentuin bukan saya.
Mungkin itu aja. Untuk selanjutnya ya silahkan, mau ngambil pelajaran dari sini ya ambil, kalo gak minat ya gak pa pa :)

Ada pertanyaan silahkan tulis di komentar. Insya Allah ku jawab. Tapi jangan maksa.